Minggu, 19 April 2020

Asal Tari Jaipong Dengan Gerakan Tari yang Sangat Enerjik



Tari Jaipong – Pasti tak asing lagi di alat pendengaran anda saat anda mendengar kata “Tari Jaipong”. Tari Jaipong merupakan tarian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat. 

Tarian tradisional yang amatpopuler di Indonesia. Hampir beberapa masyarakat Indonesia pernah menonton pertunjukan tarian ini. Tarian dihasilkan oleh pekerja seni berdarah Sunda bernama Gugum Gumbira dan Haji Suanda. Tarian ini merupakan penggabungan dari sebagian kesenian tradisional seperti Wayang Golek, Pencak Silat dan Ketuk Tilu.

Jaipongan, juga dikenal sebagai jaipong, adalah genre pertunjukan musik orang Sunda dalam bahasa Sunda Jawa Barat, Indonesia. Jaipongan termasuk seni asli yang dihidupkan kembali, seperti gamelan, tetapi juga tidak mengabaikan musik Barat sepenuhnya meskipun ada larangan rock and roll. 

Ia menggunakan sensualitas dan sensualitas yang ditemukan dalam musik dan tarian desa tradisional, ketuk tilu. Namun, banyak yang percaya itu adalah sesuatu yang murni Indonesia atau Sunda dalam asal dan gaya. 

Ini dikembangkan terutama dari bentuk dan tradisi rakyat pedesaan sebagai bentuk murni asli. Munculnya kaset dan film telah menyebabkan popularitas bentuk musik jaipongan. Ini telah menyebar dari rumahnya di Sunda Jawa Barat, ke Jawa dan Indonesia. 

Hal ini dapat dilihat karena banyak varietas regional pertunjukan gong-chime yang ditemukan di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebagai juga bentuk tarian kota, ia terutama didasarkan pada bentuk desa ketuk tilu dan pada seni bela diri Indonesia, pencak silat. 

Genre musik sebagian besar dipengaruhi dari ketuk tilu dengan jejak-jejak tari teater topeng, topeng banjet dan teater wayang golek. Ketuk tilu adalah pengaruh terbesarnya, sebagai bentuk hiburan musik tradisional Sudan.

Pertunjukan Gong-chime dicirikan oleh fitur-fitur seperti: penggunaan ansambel yang didominasi oleh idiofon, metalofon, dan gong yang dikunci. Ini adalah polifoni bertingkat, dengan instrumen nada rendah memainkan bagian dengan kepadatan lebih rendah dan semua bagian terstruktur secara kolotomik di sekitar siklus waktu. 

Ini dapat ditemukan dalam gamelan tradisional Indonesia. Ada improvisasi pada instrumen tertentu. Mode yang digunakan dikelompokkan menjadi dua jenis besar: slendro dan pelog.
loading...


Ketuk tilu adalah genre musik berdasarkan ritual dan perayaan di desa-desa orang Sunda, yang berarti tiga gong ketel. Itu dikenal untuk drum yang kompleks yang dikoordinasikan dengan penari solo wanita yang sama-sama dinamis. 

Musik itu dimainkan untuk menanam dan memanen ritual dan kemudian merayakan kehidupan desa, sunat dan perkawinan, mengekspresikan kesuburan, dan menunjukkan sensualitas, erotisme dan bahkan kadang-kadang "pelacuran yang diterima secara sosial." Ketuk tilu sangat populer di desa-desa Sunda, tetapi orang Sunda perkotaan menganggapnya tidak murni dan tidak pantas karena musiknya melibatkan pria dan wanita menari bersama secara sugestif, atau tarian campuran antara pria dan ronggeng, atau pelacur. 

Ronggeng mungkin telah ada di Jawa sejak zaman kuno, relief di bagian Karmawibhanga di Borobudur menampilkan adegan rombongan hiburan keliling dengan musisi dan penari wanita.

Sehingga gerakan dalam tarian ini benar-benar enerjik dan juga unik. Untuk tarian ini menjadi tarian yang betul-betul menarik dan enerjik dengan diiringi oleh alat musik degung.

Gerakan tari dalam tarian ini amat enerjik, ceria, dan humoris, sehingga banyak orang yang turut berdansa ketika menonton pertunjukan tarian ini. Tarian ini juga kerap kali mengundang gelak tawa para penonton. Sebab keunikannya, hingga kini tarian ini masih benar-benar diminati masyarakat, terutama masyarakat Jawa Barat.



1   /   2   /   3